Selasa, 28 Desember 2010

Pertemuan (bukan) pertama (bukan) dengan Ina Mangunkusumo

Suka sama orang bukan berarti lu harus ketemu dia dengan dikenalin temen, sama-sama nunggu di antrean pas lagi sendiri, atau mungkin nabrak dia pas lagi naik motor (?) . Kondisi dimana seseorang ketemu-lalu-suka itu bisa terjadi bahkan ketika lu sudah bersahabat lama, mungkin teman dekat, atau mungkin juga teman-tidak-terlalu-dekat-yang-baru-disadari. Secara pribadi, gue ga terlalu percaya sebenernya sama pendapat yang pertama. Bagaimana seseorang bisa ketemu terus suka terus lanjut jadian cuma gara-gara accident sama-sama nunggu di antrean pas lagi sendiri atau mungkin nabrak dia pas lagi naik motor kayak di sinetron-sinetron. Maaf, gue pemikir.

Buat yang udah pernah baca buku Raditya Dika – Marmut Merah Jambu mungkin kalian ga asing (kalo ga lupa) tapi rada rancu juga sama judul entri gue yang ini. Tapi at all, gue emang mengalami hal yang serupa, ya meskipun ga mirip banget sih.

Gue kenal Ina nya gue sebenernya dari kelas 1 SMA. Bukan pertemuan yang baik sebenernya. Gue kenal dia di Yahoo Messenger. Random. Ya tau lah, ada seseorang yang offer buat add ym temennya, kita add, dan taraaa kita temenan. Setelah gue sadar ternyata dia adalah orang yang paling ga disuka sahabat gue at that moment. Ina dianggep bawa pengaruh buruk buat pacarnya sahabat gue dengan nyuruh pegat karena perjanjian satu geng. Gue ga begitu tau semuanya sebenernya, tapi yang gue tau saat itu gue benci Ina.

Baru setelah angkatan gue pegang jabatan, gue baru tau kalo ternyata kita uda sama-sama satu organisasi sejak kelas 1. Pas dia tau kebodohan gue ini, gue cuma diledekin dan hampir dijitak sama dia.

Beranjak naik ke kelas 3, melalui acara MOS awalnya, entah kenapa gue merasa pertemanan gue dan Ina makin deket. Mungkin karena senasib dan sepenanggungan dalam banyak hal, gue dan Ina makin jadi sering ngobrol bareng, curhat-curhatan, dan ledek-ledekan di sekolah. Ga ada rasa suka saat itu gue rasa, gue hanya berfikir bahwa it can be a good friendship on my highschool story.

Suatu hari gue harus putus dengan sang mantan. Ga lama setelahnya gue denger bahwa dia juga putus sama pacarnya. Masalah kita ternyata sama, tentang kesibukan. Cuma bedanya saat itu dia ada di posisi mantan gue. Suatu hari dia menyempatkan diri buat cerita tentang putus nya itu sama gue dan itu semua berlangsung seru karena dengan posisi kita masing-masing di masalah yang sama kita bisa sharing. Yang terfikir sama gue saat itu ya cuma ”Oh, he really still loving his girl” . Setelah dia putus juga ga ada yang beda antara gue dan Ina, kita tetep temenan biasa, ngobrol sesekali di Yahoo Messenger, dan yasudah.

Beberapa bulan kemudian, gue, dia, dan organisasi kita harus sudah lengser. Acaranya berupa nginep dua hari satu malam. Kita baik gue, dia, dan semuanya baik-baik. Sampe tiba-tiba muncul ledekan bahwa kita accidentaly in love. Maaf kalo sok inggris. Tapi kok gue rada malu ya menyebut ‘cinta lokasi’ atau ‘cinlok’. Emang cinta baso apa dicolok-colok (oke garing)
Gue pas denger ngerasa weird juga “Apanya yang cinlok?” . Harus gue akuin sejak diledekin gitu Ina agak beda. Entah itu datangnya dari gue yang juga ikut-ikutan beda karena emang gue tipe orang yang bisa tiba-tiba malu sendiri karena diledekin, apa emang dia yang beneran beda, yang pasti gue ga terlalu mikirin. We are friends and what does he does to me today is same with he does to other girls today, maybe other day too.

Ketika pulang acara nginep itu gue malah memilih untuk online. Ga lama setelah online facebook gue malah ketemu Ina dan ngobrol di chat facebook dan pindah ke Yahoo Messenger setelahnya. Di obrolan kita sore itu gue ga nyangka kalo Ina juga ternyata bingung sama ledekan temen-temen kita. Gue yang tadinya uda ga kepikiran malah jadi kepikiran lagi.

Setelah chat hari itu, besoknya entah kenapa gue pengen online y!m (Yahoo Messenger) dan karena ada Ina disana gue ajakin ngobrol akhirnya. Obrolannya biasa, seputar sekolah. Ga disangka-sangka besoknya Ina sms buat ngajakin online dan ga disangka-sangka juga gue mengiyakan. Kebiasaan Ina ini akhirnya lanjut ke hari-hari berikutnya. Dan gue pun menanggapinya dengan baik.

Ada beberapa kejadian lucu juga antara gue dan Ina. Anehnya selama sering ngobrol di y!m kita malah cuma saling menyapa sekali di kehidupan nyata. Pernah gue ngeliat Ina tapi baru liat batang hidungnya doang gue malah milih balik arah. Oh, how shame you are, lun. Kita juga baru saling meng-sms setelah beberapa hari mengobrol. Dan yang terakhir ini semua hanya terjadi selama seminggu. Ya, seminggu. Kisah sok-romantis-misterius antara gue dan Ina ini secara ga langsung dengan acara nonton bareng.

Gue ga pernah bermaksud untuk menyudahkan gitu saja hubungan gue dan Ina. Gue malah berfikir bahwa we can be closer. Tapi itu kan mau nya gue. Mungkin ga begitu sama Ina. Abis kita nonton, seperti biasa kita ketemu di y!m. Disitu Ina bilang makasih uda nemenin dia nonton dan makasih uda bisa jadi bestfriend nya dia. Setelah malam itu Ina ga pernah y!m gue, sms, maupun ngobrol di sekolah. Gue pun memilih untuk melakukan hal serupa.

Beberapa kali gue coba ngajak dia ngobrol baik di y!m maupun di sekolah, tapi dia ga merespon semuanya dengan baik. Ina terkesan menjauh dan gue bener-bener ga tau apa salah gue. Di balik semua ini sebenernya ada hal lain juga yang membuat pikiran gue agak ruwet dan itu juga berhubunga sama Ina. Tapi gue ga akan bahas ini disini, that’s not my point why is it sharing for.

Gue ternyata salah dalam menilai Ina dan apa yang pernah terjadi. Gue masih belum bisa lupa dan mengerti. Akhirnya gue memilih untuk cerita ke beberapa temen. Secara jujur (dan gue harap kalo temen gue baca no offense ya) gue tau sebenernya mereka kurang objektif untuk melihat semua ini. Dan yang gue dapat setelah bercerita rasanya, nothing.
Sebenernya juga, gue tau seseorang yang cukup objektif untuk melihat ini semua. Semata-mata karena dia kenal cukup baik gue dan Ina. Tapi gue terlalu menghormati dia dan malu buat cerita. Setelah melalui konflik batin juga, akhirnya gue cerita sama dia.

Setelah cerita, mata hati gue bener-bener terbuka. Disitu temen gue secara gamblang menggambarin Ina yang dia kenal. Disitu pula gue sadar bahwa gue telah digombalin Ina. Ina juga suka ngelakuin itu to other girls. Gue berlebihan dan mengkhayal terlalu tinggi sama Ina. Gue malah jadi malu sama temen gue. Tapi seenggaknya itu hari dimana gue mulai tenang sebulan ini.

Mencari sesuatu kebenaran bukan hal gampang. Kita harus memberikan diri kita kesempatan buat mau membuka diri dengan orang lain. Membuka diri dengan salahsatu nya bercerita ga selamanya negatif dan mempermalukan diri sendiri. Ketika kita bertemu dengan seseorang yang bener-bener objektif untuk melihat masalah yang ada dan orang yang terlibat it will be like a fresh air in the Sunday morning. Yang terakhir gimana kita mau menerima kritik serta saran terhadap masalah itu sendiri. Percuma aja kita dengerin saran & kritik orang tapi kita ga mau menerima nya. Hal-hal kayak gitu yang ga akan buat kita strong dan be real.

Cerita gue sama Ina ini juga membuat gue sadar bahwa ”ended with no point but coma” adalah sesuatu yang menyakitkan. Meracun juga. Mengganggu juga. See how miss someone who isn’t mine adalah hal ternyebelin saat masa-masa pdkt. Bayangkan, orang bisa setengah mampus cuma karena sms nya ga dibales, telfonnya ga diangkat, ym nya ga direspon, wall fb nya ga dibales, atau pun tweetnya ga direply.

Akhir-akhir ini gue melihat dua teman gue, si Tio dan Jalu sangat sangat sangat galau hanya karna smsnya ga dibales sama kecengan masing masing, terlebih Jalu. Gue, dia, Tio, dan kecengan Jalu yang juga temen gue, belum lama ini emang abis hang out bareng. Buat Jalu kesempatan ini bener bener langka dan gue cukup terlibat didalamnya. Dia seneng banget dan mengucap beberapa kali terimakasih ke gue. Ga ada maksud sombong tapi gue bener-bener seneng ngeliatnya Tapi hal yang gue takutin ternyata kejadian juga. Setelah hang out bareng dan Jalu harus gue iket di pohon supaya ga terbang (?) sang Kecengan itu malah ga pernah bales sms Jalu atau pun ngobrol dimana pun itu fasilitasnya. Tio juga ga ada bedanya. Setelah secara ga langsung ditolak dan mengalami proses dijauhin, secara ga sengaja dia jadi deket sama temen gue. Gue sangat excited waktu denger perkembangannya. Tapi akhir-akhir ini Tio sering cerita kalo sms nya ga dibales oleh sang Kecengan. Gue nyoba jelasin ke mereka berdua kalau semua yang dilakukan cewe-cewe itu wajar. Tapi when someone falls in love, who will be listen up? Yang ada sekarang buat Jalu & Tio, gue kayak intel asmara mereka.

Gue sempet kesel awalnya dan mikir ”Kenapa sih harus selebay itu? Yaudalah” tapi gue tiba-tiba inget waktu gue sama Ina. Betapa sakit hati nya gue waktu gue tiba-tiba dijauhin sedemikian caranya. Gue baru ngobrol sama Ina kira-kira tiga minggu setelah kejadian itu dan itu pun mengobrol sesuatu yang ga penting. Bukan karena semata-mata gue pengen dideketin terus jadian sama Ina. Bukan. Tapi Ina gue bilang gue sahabatnya tapi mana ada sahabat yang menjauh tiba-tiba. Dan sampe sekarang pun gue ga tau gue salah apa sama Ina.

Mengajak atau pun melanjutkan ngobrol dengan orang yang nge-cengeng-in kita terkadang bisa menjadi masalah besar. Gimana ga? Kita ga tau kan dengan kita keep contact itu akan membuat dia terbang lalu jatuh saat kita ga keep contact lagi ATAU itu akan membuat dia merasa mempunyai cukup kesempatan manis dengan kita dan begitu dia tahu bahwa misal kita tidak menyukai dia, dia akan menerimanya dengan ikhlas. How complicated !

Hal lain, ada satu part di tulisan ’Pertemuan Terakhir dengan Ina Mangunkusumo’ nya Raditya Dika – Marmut Merah Jambu dimana dia bilang betapa disitu Ina menyatakan bahwa tiga hari pacaran dengan mantannya bisa membuat Ina ga bisa ngelupain mantannya. Ya, itu! Ina nya Radit yang tiga hari aja ga bisa lupa, so gimana gue yang seminggu? (lebay) Jujur sejujur jujurnya, ga ada obrolan antara gue dan Ina nya gue yang menjurus. Kita juga ga ada tindakan macem-macem. Tapi baru kali ini gue sadar bahwa ga harus butuh berpuluh-puluh bulan atau bahkan tahun buat suka sama orang dan membuatnya berbekas di hati kita. Kayak lagunya Westlife – Flying Witout Wings ”...and then you know how much that means. You find that special things. You flying without wings..” Cuma sayangnya untuk kasus Ina ini, ketika gue inget dia, Ina cuma bikin gue ‘ Stuck on the Ground Within Wings’ . Jelas untuk sekarang, Ina bukan motivasi yang baik.

Sekarang hubungan gue dan Ina mulai membaik. Gue juga sudah mulai melupakan (asal jangan ada yang ngingetin aja untuk sementara waktu ini) . Gue beberapa kali malah secara tidak langsung harus berhubungan sama Ina. Pernah suatu waktu gue, dia, dan temen gue dikondisikan harus mengantarkan sesuatu. Karena barangnya banyak dan gue lebih gendut dibanding temen gue, akhirnya gue harus duduk di depan dan melihat secara langsung Ina menyetir (something that i scary of since i met him). Gue yang berusaha mencairkan suasana memilih untuk nyalain radio dan yang terdengar malah lagu D’massive – Apa Salahku . Don’t ask me why. Untung gue bawel (bukan bawal karena itu adalah ikan) jadi gue bisa mencairkan suasana dengan cara lain.

Ga disangka beberapa dari temen cewe gue beberapa kali cerita tentang kelakuan Ina. Some of them memang tau cerita gue dan Ina, dan sisanya tidak. Mereka cerita tentang kegakjelasan Ina yang tiba-tiba suka bertindak seperti pacar cewe-cewe itu and they don’t like it. Gue awalnya ketawa-ketawa kecil setiap dengernya. Tapi gue baru sadar dan inget sesuatu tentang Ina di pensi sekolah. Dia yang notabene panitia acara padahal bisa aja ada di barikade panitia dan bisa lebih deket sama panggung artis, tapi dia memilih untuk berada diantara lautan manusia demi ngejagain ade cewenya. Gue inget waktu seminggu sebulan yang lalu itu, gue pernah fudulin Ina (maaf ya na) dan nemuin dia keliatan bener-bener sayang sama adenya. Dari penelitian kecil-kecilan yang gue lakukan (NO OFFENSE PLEASE) RATA-RATA cowo yang punya ade cewe dan sangat menjaganya memang bisa dan mudah untuk membuat cewe-cewe yang ada disekitarnya nyaman. Ga cuma itu, mereka juga bisa dan mau menjaga cewe-cewe yang ada disekitarnya tanpa terkesan over protective. Gue memang ga tau banyak tentang cowo yang kayak gini, tapi itu yang gue liat dari Ina. Setelah gue bener-bener sadar hal ini, gue mulai menganggap apa yang menjadi kegakjelasan Ina (dan mungkin cowo-cowo lain juga) itu mungkin cuma kesalahpahaman antara boys and girls. Beda lagi kalo emang cowonya deket-deket sama cewe dengan maksud pdkt, membuatnya jadi ga konsist dan nemplok sana sini. Itu tergantung pilihan si tersangka gimana pengaplikasiannya dan si korban gimana mengatasinya. Tapi yang gue liat dari Ina, Ina ga gitu. Apa yang dilakukan Ina itu pilihan dia dan gue ga perlu ikut campur. Tapi ga begitu dengan teman-teman gue tampaknya, mereka masing suka ngomongin sikap Ina ini. Tanggapan gue ”Kalo emang ga suka sama sikap dia ya omongin depan dia lah jangan ngomongin di belakangnya gini” . He really just want to have many friends. Malah yang gue liat, Ina masih suka sama mantannya, yeah I don’t know just guessing.

Gue juga mengkui selama gue kena ‘ virus Ina ‘ ini gue berubah sangat selfish. Gue banyak salah sama temen-temen gue, sama orang-orang yang bahkan ga begitu kenal gue sama Ina tapi gue curhat sama mereka, sama orang-orang yang sms nya beerapa kali ga gue bales, sama orang yang gue sayang, sama orang yang mungkin suka sama gue (?) . I’m really really sorry about everything, and maybe about this post too. Tapi gue juga bener-bener ga ada maksud untuk frontal, curhat ga jelas, atau balas dendam. Gue cuma pengen sharing cerita dan harap siapa pun yang baca bisa ngerti maksud didalamnya. Kalo suatu hari Ina baca, PLEASE NA JANGAN BACA! Kalo suatu hari temennya Ina juga baca, please jangan kasih tau Ina. Itu bukan maksud awal gue hiks hiks (hehehe)

Ina, thanks for everything. Terimakasih sudah melengkapi cerita masa SMA saya. Semoga kita berdua sukses :)

me and my MILO :)

Dari beberapa tulisan yang telah gue buat gue baru sadar kenapa gue ga pernah masukin foto-foto hasil jepretan gue ya? There are so many website for photography but always in low connection and blogspot is a solution i think. Ok, fasten your seat belt and here we are !


MILO on 2010 #1














Model : Kimigayo


ras Persia, umur kurang lebih 1 tahun, betina








Model : Omen


ras Angora, jantan





yes, they are my cat guys. How cute !

Senin, 27 Desember 2010

curhat #1

Oh my Allah why it so hard to get my story and experience be written ! Two hours ago i was so inspired, but i have to pray, so i pray. Then i was so hungry, so i ate. My sister was flirt me with her last dinner, a bowl of noodle. I tried to keep my self to do not eat noodle (make me fatter) . But i lose. I started to cook and ate. Oh that was delicious!
I directly came back soon to my laptop and i don't know what's going on but i just lost my inspiration! I tried very hard to make a good story but i can't. Now i am getting a bit dizzy because force my inspiration to come out quickly. I know what i've to do. Yapyap sleep! Bye everyone! Although that i'm not sure for leaving in a long time, and it's very possible for me to come back soon (very possible) but i ant say BYE BYE <3

Kiss kiss and hug for noodle that (maybe) had me can't think (yes for this time i consider my mom was right. She told me that noodle made someone stupid grrr) thankyou!

Rabu, 22 Desember 2010

"we are happy family"...barney the dinosaurus

Pagi ini gue menjadi sangat melow. Efek cerita-ceritaan sama kedua sahabat gue pas SMP semalam & hari ini adalah hari ibu membuat gue ngerasa jadi inspiratif, caring, loving, dan lebih sadar. Sebenernya sebelum entri ini gue lagi dalam project ngerjain dua entri tentang puppy love gue, tapi tampaknya masih harus banyak riset dan kedewasaan buat menerjemahkannya dalam kata-kata.

Yang coba gue bahas kali ini adalah masalah keluarga yang sedang tren beberapa tahun kebelakang, ya, diforce. Gue heran aja kenapa hal vital begituan malah jadi tren. Belum lagi artis yang katanya public figure malah membuat itu kian menjamur. Latar belakangnya juga macem-macem dan aneh-aneh. Waktu pertama-tama tren itu ada gue kaget juga "Waw kok bisa ya?" sejuta "waw" terlempar saat itu.

Pas gue kelas 1 SMA, akhirnya gue melihat peceraian sebagai sesuatu yang real. Salah satu temen baru gue pas SMA ternyata orang tuanya sudah bercerai pas dia SD dan mungkin ade nya TK atau di awal tahun masuk SD. Ke-baru-tahu-an gue tadi juga seiring sama artis cerai yang makin menjamur, dan bahkan jadi sekarang uda pada jadi jamur mungkin. Bukan waktu yang singkat buat gue untuk ngerti keadaan keluarga dan perceraian yang dialami temen gue itu. Apalagi sekarang dia uda punya nyokap tiri dan saudara-saudara tiri yang gue tau lama-lama bahwa mereka bukan kaya keluarga tiri yang di sinetron-sinetron, mereka baik. Gue ngerasa sedih, kasian, pengen lebih tau lebih banyak, sekaligus bingung dan ngerasa ga sopan di awal pertemanan itu.
Karena gue termasuk anak yang terbuka sama orang tua, akhirnya gue cerita ke nyokap tentang temen baru gue itu. Melihat gue yang tampaknya sudah mulai besar, akhirnya nyokap memberi pengertian ini dan itu. Di saat itu juga nyokap mengingat-ngingat tentang kakek dan nenek gue. Iya, gue juga baru 'ngeh jadinya bahwa kakek nenek gue juga cerai. Gue disitu baru sadar makanya kenapa dulu pas kecil gue ga pernah ketemu kakek, wong uda ga serumah gitu. Maklum masih kecil
Meskipun temen gue itu keliatannya ga pernah sedih, punya cara dan managementnya tersendiri buat bagi waktu antara bokapnya yang sebenarnya tinggal sama dia tapi kerja nya di luar kota dan nyokapnya yang tingga di luar kota juga, tapi anak mana sih yang ga sedih. Saat itu gue cuma janji buat selalu berusaha bikin dia save & bahagia :)
***
Gue pribadi alhamdulillah ga pernah ngalamin. Ortu gue juga bukan tipe ortu yang sering berantem, alhamdulillah. Tapi keadaan agak beda saat gue kelas 1 & 2 SMA. Ada sesuatu yang ngeganggu keharmonisan keluarga dan berasal dari keluarga gue sendiri. Saat itu secara ga langsung gue harus jadi tempat curhat orang serumah dan part-time jadi decision maker. Gue keliatan kuat, memang, tapi sering nangis sendiri juga pada akhirnya. Pernah akhirnya gue curhat sama temen gue yang tadi, dia ngasih saran & support, gue ngeyel tetep ngeluh, ya mungkin dia juga kesel, akhirnya dia bilang "lu ga boleh gitu lun! Lu baru begitu, dulu waktu ortu gue cerai gue harus bawa-bawa ade gue yang masih kecil sambil nenteng-nenteng koper!" Gue diem.
Saat itu gue berenti nangis dan meluk dia. Disitu gue janji kalo ternyata keluarga gue harus gimana-gimana gara-gara itu orang, gue akan terus ada buat nyokap dan tetep dukung bokap. Amin
Semakin kesini, gue baru menyadari bahwa gue punya potensi untuk mendinginkan suasana setiap keluarga gue agak-agak begitu. Alhamdulillah

***
Beberapa bulan yang lalu gue sedih dan ga nyangka banget, kalo ternyata temen gue dari tk ortunya cerai. Gue tau ini uda agak lama ternyata dari kejadiannya, gara-gara gue uda ga seperumahan lagi sama dia sekarang. Pas denger, rasanya gue langsung mau ngehubungin dia, ngomong sesuatu *entah mau ngomong apa padahal* , meluk dia. Tapi atas saran temen gue yang ngasih tau itu dan emang ga punya contact dia lagi, akhirnya gue urungkan niat gue.
Suatu hari gue ketemu sama dia di salahsatu rumah makan fast food di Bogor. Gue ngobrol sama dia as usual, meskipun dalam hati dag-dig-dug pengen nanya juga. Akhirnya gue beranikan diri buat nanya. Tapi baru aja gue ngomong dua patah kata dia langsung bilang "Oke lun, udah, gue uda tau apa yang mau lu tanyain" Gue masih tetep maksa sambil berusaha sopan nanya. Dia keliatan ga mau jawab, ga mau nginget mungkin tepatnya. Pas gue bilang "Oke, gue diem" dan dia uda agak tenang akhirnya dia mau ngomong juga. Dia jelasin kejadiannya secara singkat. Mata gue sama dia berkaca-kaca dan merah, nahan nangis. Setelah beres, gue pamit, setelah sebelumnya gue meluk dia.

***
Liburan gue kemaren rada keganggu juga, karena gue uda janji buat nyari kue buat temen gue si A (kita sebut saja dia si A) sama si I (kita sebut saja dia si I) . Disitu gue sempet ngerasa miris juga. Gue muter-muter bogor nyari kue buat sahabat gue, sedangkan waktu nyokap gue ultah kemaren itu adalah sehari setelah gue pulang LDK, kemaren-kemarennya lagi of course gue nyiapin LDK. Untungnya bokap bantuin. Ultah tahun kemarennya lagi, tanggal 8 itu pas banget sama hari terakhir LDK. Setelah sampai sekolah, dengan kaki pincang-pincang gara-gara pegel abis LDK gue beli bunga mawar deket sekolah, dijemput bokap, sampai rumah, ngasih bunga nya ke nyokap sambil pincang-pincang juga. Then, besoknya adalah Hari Ibu Sedunia, gue belum nyiapin apa-apa. Mati aja...

Minggu, 24 Oktober 2010

kalau saja boleh sombong

Untuk mama, untuk papa
Seandainya saja aku boleh sombong
Kata pengiring lagu yang kadang aku paksa untuk mengiri ku bernyanyi
Aku memiliki suara alto yang indah
Yang mungkin cukup untuk menjadi penyanyi jazz di layar kaca itu

Untuk mama, untuk papa
Seandainya saja aku boleh sombong
Aku telah menulis dari kecil
Segala hal yang dibuat berlebih namun ala kadarnya
Hingga kini, dihargai teman

Untuk mama, untuk papa
Seandainya saja aku boleh sombong
Ternyata tidak ada yang percaya bahwa aku bisa menari
Kalian pun sering begitu
Aku tertawa

Semoga ARSVITA ada lagi :)

------------------------------------------------------------------

Niatnya mau sombong kenapa jadi berpuisi-puisi ria gini hh Allah tidak menghendaki tampaknya ckck
Pernah mengalami masalah keorganisasian dengan orang tua? Atau pelaksanaan kegiatan gitu? Pasti yang anak organisasi jawab PERNAH. Pernah ini bukan berarti selalu ya, pernah ya pernah (apasih -,-) Dari yang gue liat kayaknya sistem keorganisasian atau pelaksanaan kegiatan sekarang-sekarang ini beda ya sama dulu. Belum punya sumber pasti sih tapi kayaknya beda aja gitu. Dari mulai kekurangan dan kelebihan birokrasi nya serta pelaksanaannya. Entah semua sudut pandang yang dicerita-ceritain sama orang-orang tua itu dilaksanakan selebay mungkin, sejadul itu, atau mungkin sesederhana itu, tapi semua diceritain dengan gaya yang membuat kita lebih sering terpojok.
Contoh perkara :
1. Kelas 3 ga usah sibuk-sibuk
Ini nih paling banyak yang senasib. "Kelas 3 tuh jangan sibuk-sibuk, kayak ga ada ade kelasnya aja lalalala" (dibanding bla bla bla gue sekarang lebih seneng pake lalala karna kayak lagi nyanyi dan bisa diucapkan dengan berbagai nada sesuai selera) Kalo ada yang ngomong gitu gue langsung mikirin ade kelas gue yang notabene kelas 2 : masa dimana lagi pada menel-menel nya dan kelas 1 : masa orientasi terhadap lingkungan sekolah yang baru. Sedangkan ada acara yang harus dilaksanakan sebaik mungkin dan sasaran utama kegiatan itu biasanya siswa, yang notabene lagi 10 : 1 sama pembina atau guru-guru atau para sesepuh lah yang juga sama-sama menikmati acara tersebut, yang rata-rata masih labil dengan argumennya terhadap suatu konsep (nah kayak gue ini), banyak menuntut kesempurnaan, dan jarang mengerti apa arti proses.
Terus gue juga jadi mikir "Orang dulu kapan STJ (serah terima jabatan) nya sih? " kok bisa gitu ngomong "kelas 3 jangan sibuk-sibuk" padahal kan rata-rata serah terima jabatan kelas 3 kepada kelas 2 (kecuali ada kejadian khusus). Ini membuat gue jadi mikir lagi "Sistem birokrasi sekarang yang terlalu kreatif tapi berlebit apa (lagi-lagi) dulu yang terlalu sederhana?"
Para orangtua suka marah kalo kita terlalu sibuk, ada juga yang marah karna anaknya sibuk, dan bahkan ada yang ikut-ikutan komen & protes gara-gara anaknya diwajibkan ikut ekstrakurikuler -_____- ngek ngek

Kalo gue dalam situasi itu demi apapun gue ga akan mau

2. Memaksakan sesuatu yang dipaksakan (?)
Intermilan ---> Aduh maaf ya kalo ga banget, gue laper hiks T,T semoga kalian ngerti maksud tulisan gue yang diatas dan setelah ini haha

Iya, ada beberapa cases sih sebenernya. Ada ortu yang posesif dan ambisi masukin anaknya les atau at least ngasah bakat di satu bidang dan berkecimpung disitu. Yang parah kalo masukin anaknya les atau at least ngasah bakat dibanyak bidang dan menuntut semuanya kudu bagus astagfirullah
Ada lagi kasus lain, tidak diasah sama sekali. Bukan sama sekali juga kali ya cuma mungkin kurang menelaah. Karena menurut gue sih pada dasarnya kan orang uda diciptakan dengan kelebihan masing masing tuh (kalo nyebut bakat entar gue dimarahin chairmate gue lagi, soalnya kata dia ga ada yang namanya bakat semua cuma kemauan hihi) jadi pas masa-masa awal, kalo ortu-ortu pada baca nih, ya diasah lah bakat anak-anak nya. Tapi jangan maksa juga. Kenalin sama berbagai dunia and let them choose.
Jangan juga dibiarin gitu aja atau memilih terus mengikuti arus sekolah formal yang gitu-gitu aja. Yang dikhawatirkan adalah :
1) Mereka ga sadar sama sekali dan jadi orang biasa
2) Mereka sadar cuma telat untuk bisa bereksplorasi secara maksimal
3) Ga sadar-sadar jadi bruta -,-
Menurut seorang ahli kecerdasan aja ada SEMBILAN dan dengan bonus lagi semua orang itu unik, everybody can be success on their on way

3. Mungkin, butuh kesempatan
Gue cinta betdah (kampung gila) sama sesepuh yang bilang "Anak sekarang sama anak dulu beda ya? Yaaa jaman nya uda beda laaaah" tapi dalam hal positif (ga mojokin) gitu ya. Kalo menurut gue sih iya bener. Anak-anak sekarang tuh lebih kreatif, inovatif, tapi juga sensitif haha
Alhamdulillahnya lahan buat berkreasi dan bereksplorasi juga makin banyak jadi tersalurkan deeeeh
Tapi ya itu, ada kelebihan juga ada kekurangan. Pertama, sekarang sekolah makin macem-macem sekolah sampe sore lah, nuntut nilai bagus lah, apalah. Padahal kayak yang gue bilang everybody 'kan' can be success on their own way. Mungkin bener kata bokap "Indonesia cuma ngeliat dari nilai, bukan proses dari si anak itu mendapatkannya. Mempertahankan atau menjadi lebih baik, itu yang paling baik" Efeknya kita jadi agak sulit buat nyeimbangin otak kanan dan kiri deh, hat da otak deh, dunia dan akhirat deh (?)
Kedua, nah dari yang pertama kali timbullah efek lain. Orang-orang yang mau terus ngembangin skill, punya cukup uang banyak, dan mau buat ngeluarinnya, jadi ikutan LES laaaah. Sedangkan dulu? Ikut sanggar, bayar semampunya, tampil, VOILA!

Apalagi nyokap, merasakan indahnya dunia dengan ikut berkecimpung di bisnis keluarga : SANGGAR ARSVITA (ars longa vita brevis : seni itu panjang, hidup itu pendek) ---> meneketehe dah nulisnya gimane

Ketiga, karena banyak mau nya, anak sekarang kalo menurut gue sih lebih sensitif. Kurang bisa berfikir panjang, mudah tersulut, gampang putus aja (gue pernah mengalami soalnya hehe) sedangkan kayanya dulu emak gue pas ber-organisasi biasa biasa aja lu teh hehe
Ah nama nya juga anak gaul, ababil -,-

------------------------------------------------------->>>

Hmm, apalagi ya, uda deh itu aja komen gue. Jadi intinya kita sebagai remaja (kalo yang baca nya remaja) jangan putus asa gitu aja deh. Putus cinta, putus (patah) hati, ah pokonya yang gitu-gitu deuh (?) We were born to be different and be success on our own way. Semua uda disediain sama zaman dan Yang Maha Kuasa, itu semua gimana kita eksplor nya. Masalah sama ortu? Semua ortu bisa didiskusiin. Coba deh pikir kalo jadi mereka. Mereka itu cuma pengen yang terbaik buat kita kok. Cuma yang baik buat kita versi mereka belum tentu baik versi kita, dan belum tentu baik juga baik versi Allah. Jadi tentuin pilihan, omongin sama ortu, usaha, dan sama sama berdoa (ini nyambungnya ke usaha menuju universitas yipiii! )
Zaman kita dan mereka bedaaaaaaaaaaaaaaa banget, perlu adanya pengenalan dan penyampaian yang baik supaya bisa match (trs kenapa ngomongnya di blog? -,- )

Kalo yang mau sharing-sharing sama gue masalah beginian ayo ayo gue dengarkan :D tingting

Udah deh segitu aja dulu. Semoga gue bisa dapet pengalaman bermanfaat yang lebih lebih lebih banyak lagi dan bisa menyampaikannya dengan lebih lebih lebih baik lagi hahaha maaf ya kalo ga jelas, ngalor ngidul, ga penting, pokoknya yang jelek-jelek deh, namanya juga usahaaaaaaaaaa hahaha

Doakan saya! Saya mulai besok harus menjadi panitia PKS selama seminggu sebagai lagi lagi seksi HUMAS, dua hari pertama ikut lomba lomba, mengumpulkan beberapa tugas yang belum, dan UTS ULANG mate *nama ulangan disamarkan, kita sebut saja itu bunga* sampe sekarang gue masih ga ngerti kenapa harus diulang, dua kelas doang lagi. Seandainya kau tahu bu guru, mau gimana ge da saya mah kayaknya segitu segitu aja deh -_____-

TERIMAKASIIIIH !

Jumat, 22 Oktober 2010

baik hati, tidak sombong, dan (tidak) rajin menabung

Sering banget kan pasti denger orang ngomong " Baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung" ? Ah eta mah biasa, cuma kalo temen gue, deket, suka berbincang-bincang dengan gue 6 mata (karena mata gue 2, pake kacamata jadi 4, sama mata kaki 2, jadi semua 6 ) ---> hiraukan, perhatian dan tidak pelupa pasti lu jarang banget denger gue ngomong kalimat ini dengan benar. Karena gue SERING MENAMBAHKANNYA! haha
Gue sering banget bilang kalo lagi lebay "Ih gue kan baik hati, tidak sombong, dan tidak rajin menabung! " hahahaha awalnya pada ga percaya, secara gue kompeten dan berpengalaman dalam memegang duit kas selama 6 tahun selama gue bersekolah (ini beneran, ga bermaksud sombong) tapi setelah mau tidak mau teman-teman yang baik hati itu hampir harus selalu tiap hari ketemu gue disekolah, mereka kemudian menyimpulkan "Lu ga bisa nabung, temenan sama lu bikin gue gendut & boros, lun -,- "

Hahaha emang iya, aneh siah gue susah banget nabung. Pasti aja kepake. Buat makan paling sering haha (ga usah komen, perut urusan masing-masing). Tapi ya semua juga punya kekurangan dan kelebihan kan ya. Sifat gue yang kayak gini membuat gue kayaknya lebih struggle dibanding ade gue (no offense ya de kalo lu baca ini suatu hari nanti)

Gue tipe homo ekonomikus yang bisa ga punya duit sepeser pun asal kebutuhan gue terpenuhi tanpa minta duit dari ortu. Kecuali yang mendesak banget ya. Nyokap sering banget marah-marah lkalo liat di dompet gue cuma ada Rp.1000,- katanya cewe apalagi yang rumahnya jauh kayak gue ini ga boleh gitu, ntar kalo ada apa-apa gimana. Karna uda mulai bawa-bawa gender, akhirnya gue sampe survey ke temen-temen gue yang cowo, ternyata mereka juga disuruh gitu kok sama diri mereka sendiri & ortu. Jadi ga cuma cewe doang kan ya? Omongan nyokap membuat gue merasa bukan cewe tulen soalnya hehe
Dan ini kayaknya uda gue prinsipkan dari sd deh. Beda sama ade gue. Dia lebih memilih duitnya ditabungin. Efek dari itu semua dia jadi ga mau ngeluarin duit bahkan untuk hal-hal kecil. Beli pulpen, beli eskrim, beli chiki, aja minta ortu/pembantu (maaf ya bi, bibi suka kita palakin hiks) kayak gue dong de, beli eskrim nya ngutang, terkenal aja haha
Tapi efek baiknya, dia hampir bisa beli semua barang high quality yang dia pengen. Aku bangga padamu, dik hiks. Ga kayak gue, sekarang luntang lantung ga punya inspirasi dan sekalinya ada ga punya uang buat menyuport itu semua -,-

Suatu hari gue mikirin attitude jelek gue ini. Kayaknya alasan gue ga bisa nabung adalah karena gue terlalu banyak punya keinginan, ga tau mana yang prioritas utama, dan ga tau caranya harus gimana! oke, gue harap tulisan se-lebay ini bisa menggugah lu semua kalo yang bernasib sama hehe

Setelah gue mikiiiiiiiiiiiiir teh ya, menetapkan prioritas, nyoba nabung dikit-dikit, nyoba tidak menggubris hasutan setan, nahan ngeluarin uang buat dapetin inspirasi (baca : beli buku yang nyastra) hmm lumayan juga sih. Mungkin dikit lagi bisa membeli senyum yang sering hilang, cemas yang mengganggu tenang, sakit yang coba ditutupi, geram yang harus diredam.

Tapi Allah kayaknya punya rencana lain, uang itu harus gue relakan buat beli lens cap (tutup lensa dslr gue, si MILO) yang ilang pas Pemilu OSIS-MPK. Bukan masalah uang, tapi berusaha ikhlas yang susah, iya ga sih? Terus bayangin gimana kecewanya oru kalo tau. Lagi, lagi, lagi lagi gue bakal dianggap ga bertanggung jawab -___-

Senyum yang selalu berbohong demi hati kian kokoh. Andai kamu tahu...ini bukan pinta, hanya Tuhan dan kita. Coba buka mata. Jangan buta. Aku telah berusaha

Tapi yasudah, gue sudah lumayan ikhlas kok (?) harus lebih rajin nabung lagi berarti ! yeeee! Kata madame Ratna mah, Bon courage! hahaha

nb : gue sama ade gue baik hati koooook! tapi kalo gue ga sombong, ade gue mah sombong haha

20.10.2010

Aduuuuh padahal pas tanggal ini mau nulis bangeeeeeeeeeeeet! biar berkesan gituloch, secara tanggalnya cantik kayak gue (hoeks) haha tapi ga kesampean ih hiks. Gue juga lupa, kenapa ya gue ga sempet nulis hmmm lupa deh (kebiasaan)

Seinget gue 2010 2010 tahun ini hari rabu ya? iya kan iya dong? hari yang hmmmm not so good as usually buat gue. Pagi-pagi gue cukup telat bangun untuk ukuran belum ngerjain pr bio & pkn yang ternyata dua-duanya harus dikumpulin sebelum bel oh gosh~ alhasil gue nebeng si Afri yang kecepatan ngendarain motornya 80 - 120 an -_____- kuping aja sakit pas di motor dia, gokil

Ternyata pr gue ga beres, alhasil lagi gue harus nyolong-nyolong ngerjain pr bio ditengah-tengah salahsatu pelajaran kesukaan, olahraga. Jadi ga konsen siah gue olahraga cediiiih (?)

Yang paling kerasa sih gara-gara obrolan diskusi gue dengan salah seorang teman : " Kita ini uda butuh. Mau segimanapun kita berusaha ngejauh pasti bakal balik lagi ke orang itu. Yasudahlah kita tunggu saja nanti besarnya haha "

Gue setuju, tapi jadi mikirin, gue gitu ga sih, tapi kalo iya sama siapa hahaha

Sorenya lumayan seru. Terjadi serangkaian kejadian lucu bersama Giri & Nana gara-gara ngurusin surat suara buat milih calon ketua MPK yang baru. Hiks hiks sedih juga uda mau ganti pengurus. Dan masa-masa regen gini bikin gue mikir, ga ada yang kekal emang hh. Apa yang gue selama ini banggain ke nyokap sebagai alibi dari nilai jelek, badan ambruk, dan keminiman perhatian terhadap keluarga ternyata cuma buat kepuasan setahun semata. Maafin Luna ya ma, pa
Nyesel? Ga lah hahaha gue sama temen-temen di OSIS & MPK 2009/2010 uda berusaha yang terbaik kok (Y)

Malemnya? Kalo ga salah tepar deh, eh apa gue diskusi sama temen gue itu malem 2010 2010 ya? ah tau ah pusing -____-

busuk ya? haha maaf ya lagi jadi ababil hem

Minggu, 17 Oktober 2010

BLIND LOVE

kayak yang uda gue bilang sebelumnya gue mau nulis tentang blind love (sakali pan) haha

Hari ini gue ngelakuin sesuatu yang gue sendiri juga amazing pas sadar. Mungkin untuk pertama kalinya, gue nolak smsan sama orang yang gue kagumi (kagum, bukan berarti suka. Suka sama dia bikin gue takut sama hukum alam -,- ) Entah karena emang males, ga mau ngungkit-ngungkit masalah atau kenapa, yang pasti sampe saat ini gue menyimpulkan 70% alasannya adalah karena persoalan blind love

Pasti pada taulah blind love apa. Itu tuh yang katanya cinta buta. Ga inget darat, laut, dan udara. Dunia serasa milik berdua. Yang lebih parah kalo uda lupa keluarga, sahabat, dan diri sendiri. Iiiih atut (hem) !

Kejadian ini kebetulan gue alami sendiri. Tapi posisi nya gue dalam posisi korban blind love sahabat gue. Ceritanya berawal dari acara syukuran ultah gue (eh gue uda 17 taun loh sekarang cihuuuuuy!) Hmm kita sebut saja dia si Jangkrik (?)
Seminggu sebelum acara gue ngajak dia dateng ke acara gue. Dan dia mengiyakan. Karena sebelum acara kita sama-sama harus ikut TO jadilah janjian abis TO ke acara itu bareng, sama temen-temen yang lain juga sih.
Pas hari H, secara aneh si Jangkrik ga nanya ataupun sms tentang TO (baca : kita biasanya kemana-mana bareng uda kayak apa tau) gue pergilah untuk TO. Sampe TO beres dia ga muncul-muncul juga.
Pas gue mau berangkat ke venue (gile, gaya venue, gue aja ga tau venue apaan sebenernya) gue sms temen-temen gue yang gue undang. Dan dia GAK BALES SMS GUE! tumben. Pas sampe gue dikasih tau temen gue yang lain, sebut saja dia si Kumbang, kalo si Jangkrik sedang di bioskop, dan filmnya baru mulai *jengjengjeng* dan dia yakin orang kayak si Jangkrik moal hayang kaluar lamun kitu
Gak lama ada temen gue yang lain dateng, tokoh ini kita sebut saja dia si Congcorang. Mendengar cerita gue dan Kumbang, si Concorang pun kaget lalu koprol di tengah jalan (?) . Dia sms si Jangkrik dua kali, dan tidak dibalas! Kita langsung berasumsi "Pasti nontonnya sama si Cinta Terlarang" -___-
Gue sebagai si korban dalam acara tersebut, senewen juga dia ga dateng, tapi yasudahlah mungkin sebentar lagi. Di tengah keceriaan anak SMA masa kini, temen gue si Congcorang teriak-teriak tapi tidak pake koprol di tengah jalan sambil nunjuk-nunjuk ke jalan raya. Ternyata si Jangkrik dan si Cinta Terlarang sedang boncengan

Saat itu gue bener-bener speechless, diam

Rasanya nano-nano. Sekian film gue liat ada adegan & konflik yang hampir sama, tapi baru pertama kali ngerasain rasanya kayak apa. Tapi alhamdulillah temen-temen gue yang baik hati itu ga ngomporin perasaan gue banget (jangan tanya sekarang pada kayak gimana) & support gue banget, thanks :) Disaat uda mulai lupa. Disaat acara uda beres. Si Jangkrik sms minta maaf karena ga bisa dateng tanpa ngasih tau alasannya. Dan setelah sms itu dia cuma sms gue sekali, tadi pagi, nanyain pr

Hmm, apa ya comment gue (gue korban jadi ga bisa comment apa-apa haha) sakit hati intinya mah dan gue makin sebel sama si Cinta Terlarang hehe I'm sorry to say that. Karna pada dasarnya gue bukan orang yang suka nyari ribut sih. Kecuali dia macem-macem sama sahabat gue yang uda parah banget, ini juga hanya berkisar 50%, dan dia nyari ribut sama gue nya langsung. Dan sorry buddy, calon pacar lu itu yang nyari ribut sama gue banget hehe so, sebel gue sama si Cinta Terlarang uda 150 % wouwowuwow

Hmm, kalo suatu hari dia baca gue sih cuma mau pesen aja (gila ini pesen uda gue sampein berapa kali ya ke lu ckck) eh buat yang baca juga deh hehe
Nikung alias mendua alias HTSan sama yang uda pacar dan yang sejenisnya itu almost 99% percent not your true love! itu cuma sesuatu yang lu dapet dari orang lain yang ga bisa lu dapetin dari pacar lu, bisa disebut nafsu juga kali ya. Yang kedua, sayang yang kayak gitu tuh yang namanya cinta buta (harusnya sayang buta ye -,- ababil) . Coba deh pikirin uda berapa banyak hal yang lu korbanin tapi berakhir sia-sia & kenapa ga juga belajar. Sayang emang butuh pengorbanan, tapi juga bukan ngorbanin orang lain dan harga diri diri sendiri kan?
Hmm apalagi ya, udahlah buat sekarang mah segini dulu, ntar gue dibilang muna lagi ckck

Oh iya, kelanjutan yang si Orang Dikagumi gimana? Gue secara tegas bilang kalo gue ada urusan (jualan minuman di garage sale gue haha) dan ceritanya nanti aja. Emang mau cerita apa gue ke dia? Ya cerita ini! aduhaduh~

Kalo yang punya pengalaman yang sama dan mau sharing haiyaaa gue siap mendengarkan haha

Nanti deh kalo ada lanjutannya gue lanjutin, insyallah

17 Oktober 2010

Setelah sekian lama ga nulis akhirnya nulis juga hahaha

Gilaaaa, uda lama parah gue ga nulis disini, tapi biarin deh, abis kalo nulis ge gue tea suka ngalor ngidul kemana dulu haha (maap ya maap). Sebelumnya makasih buat Fathia, Anwar, dan Fajar yang telah membangkitkan passion gue buat nulis. Terimakasih nak terimakasih hiks hiks
Seharusnya sih sekarang gue beresin kamar terus belajar, atau yang sebaliknya deh. Secara barusan sepanjang perjalanan dari bogor sampe rumah uda ceramahin macem-macem sama ortu yang menurut gue agak jauh sama topik awal pembicaraan. Uda gitu uts yang uda gue jalanin ala kadarnya selama seminggu ini uda beres, dan dampaknya dihasilkan ternyata sungguh WOW! sukses menjatuhkan predikat gue sebagai cewe males & jorok namun berkamar rapi -,- Dan gue baru inget kalo besok gue ulangan kimia (uts nya ge uda lewat) dan selasa ulangan fisika (lagi, SEKELAS!)

So many stories yang pengen gue bagi, tapi gue pengen sharing yang lagi mandek di hati aja deh. Kalo firasat lu jelek, silahkan tinggalkan blog ini haha lanjut ke BLIND LOVE yaaa!

Jumat, 29 Januari 2010

romantika remaja masa kini

anjirrrr, gue baca judulnya juga sebenernya getek sih hehe cuma teh lieur ah, sooo terima-terima aja yaaaa :D
maaf sblumnya, ujug-ujug dateng setelah lama ga nulis, ini semua gara-gara gue kecanduan sastra lagi a.k.a jadi ga belajar ipa-ipaan, padahal gue anak ipa :D ah bodo. Buat apa ada bahasa kalo orang-orang ga boleh nulis. Ah bacot ah, capcuuuung !
Sebenernya, akhir-akhir ini gue suka kepikiran tentang PACARAN ( baca : pas SMA, scara gue kan anak gaul shs *cuih* ) kenapa ? karena, semua terlalu ngublek di otak gue, dan jjur gue pribadi pun sbgai anak SMA yg ngikut sini sana kdang bngung. Mau tau? Cekidooooot !

Aliran :
1. Menganggap pacaran adalah selaga-laganya (segala-galanya maksudnya) dan menganggap mereka akan abadi selamanyaaaaaa
2. Menganggap pacaran adalah selingan semata, pegat ga bakal kiamat, dan menganggap dua-duanya sudah dewasa sehingga percaya satu sama lain

Hayoooo pada milih mana? HAHA jujur gue mah bingung da. Tapi apa yang gue alami akhir-akhir ini, yang gue liat disekitar (dan yang gue rasain juga sih :D ) MIX AND MATCH STILL THE BEST ! Meskipun aneh dan terlihat plin-plan tapi emang itu yang harus dilakuin. Karena, pacaran adalah sesuatu yang kita jalani bersama orang lain. Dan melihat status kita yang masih teenagers *aseeeek* kayaknya perlu ngeliat juga dari sudut pandang yang lain.
Gini deh, pacaran adalah ketika lu ngenal orang lain dalam jarak lebih tetapi masih dalam batas yang sewajarnya. Saling memberi. Menghormati satu sama lain. Dan inget, ini relation banget sama perasaan, so jangan pernah egois untuk pake logika kesana kesini. Intinya, sikap pakai logika, apa yang ada di hati ya pake perasaan. Jangan nuker-nuker deeeeeh.
Nah, uda gitu, gue masih punya lanjutannya nih, pernah ga sih kalian mikirin proses itu semua terjadi? Emang, hal yang berhubungan sama perasaan yang tulus gak perlu pake alasan, tapi tunggu sampai kalian menyesal suatu hari nanti karena tidak memikirkan itu semua HAHA maaf ya kalo lebay, cuma pengen ngajak kalian semua berpikir bahwa mau gimana juga semua hal di dunia ini punya baik dan buruknya :) Buat yang uda punya pacar atau belom koooook, cekidot

PERTAMA !
kenal sama cowo, deket, dan mulai timbul jeng jeng jeng

1. Jangan buru-burur nyimpulin semua hal baik yang dia kasih itu KARENA SUKA. Inget, cowo emang makhluk yang dibuat untuk ngelindungin dan menghormati perempuan. So, kalo ada yang macem-macem GEBOK ajeeee! hehe

2. Selidiki udah punya pacar atau belom (ga usah gue jelasin, kyknya pembaca juga uda pada ngerti hehe)

3. Coba identifikasi " Ini orang cocok buat temen atau pacar" Soalnya ada looooh mau dia seganteng JUSTIN BIEBER kek, tapi kalo kita dibuat nyaman sama dia sebagai temen kenapa ga? Ini bener-bener penting

4. Jangan terburu-buru ngejalanin step-step diatas, semua butuh proses :)

KEDUA !
tanda-tanda mau ditembak, dan jadian, awal-awal pacaran :)
Meskipun terkesan lebay, tapi sedia minum sebelum aus cuy it's a good idea :D hehe

1. Meskipun terkesan lebay, coba deh tanya sama dri sendiri
" Orang itu orang yg bisa jadi pacar sekaligus sahabat lu ga? "
" Lu nyaman ga sama dia? "
" Lu uda siap belom nerima semua kelebihan dan kekurangannya dia? "
" Dia orang yang lu butuh apa ga? "

Nah loh gue mulai lebay, tapi emang bener girl, ini urusannya sama perasaan orang. Ini demi kebaikan lu dan dia nya juga. Bukan berniat mikir kejauhan, tapi supaya ga ada yang sakit nantinya. Supaya ketika nanti kalian pisah itu emang bener-bener ada yang bikin kalian ga bisa bareng-bareng lagi, bukan karena hal-hal yang kalian sesali pas nanti. Kalaupun ternyata malah pasangan kalian yang kayak gitu? Yasuuuud, yang penting kita uda usaha, kita KUAT! suatu hari nanti dia bakal tau kok yang tulus yang mana :)

2. Sayang sama orang itu proses. Makanya ga heran banyak orang yang milih untuk sahabat jadi cinta, daripada cinta jadi sahabat. Karena mereka merasa udah mengenal satu sama lain, dan apa yang mereka jalani slama ini uda cukup sebagai penguji dengan high level. Tapi ga jarang juga, ada yang pedekate bbrapa waktu, jadian, trus sukses (dengan ending yang bermacam-macam) . Ada juga yang jeng jeng jeng love at the first time (dan gue sangat percaya tentang itu) semata-mata karena mungkin soulmate, dan soulmate yang paling ga butuh alasan.
Proses bukan paksaan. Kuncinya cuma niat dan mau usaha. Dan ga salah juga ah kata gue mah kalau proses itu dilakuin pas lagi pacarannya. Buktinya orangtua kita dulu. Heeey secara gitu ya dulu kan zamannya jodoh-jodohan, mreka kpan pdkt nya? Mereka malah dengan status pernikahan. Masa kita yang uda canggih gini ga bisa? Tapi makin tinggi suatu pohon, makin banyak juga kena anginnya. Kalau kasus lu adalah yang "proses sayang pas pacaran" lu berarti mesti extra niat dan mau usaha :)

KETIGA !
Proses is a proses

bersambuuuung ya :0 ngantuk ih hehe