1. Teori Stabilitator
Comfort zone bukan selalu bisa diartikan sebagai zona aman, tapi literally sebagai " zona nyaman ". Entah gue nya yang asalnya udah ngaco dengan mengartikan comfort zone as zona aman, tapi sepengamatan gue, orang sering banget memaknai comfort zone sebagai zona dimana tidak akan ada efek-efek buruk atau membahayakan nyawa hidup jiwa dan raga kalau keluar atau masuk ke zona tersebut. Nah kalau zona nyaman?
Entah kenapa menurut gue zona nyaman lebih parah lagi. Gue dan para pengikut teori stabilitator akhirnya sadar bahwa zona nyaman bahkan "tidak melakukan pergerakan apa-apa". Kalau zona aman ada usaha untuk mencari tempat yang lebih aman dari sebelumnya, tapi kalau zona nyaman lebih dimaknai sebagai masa-masa stay di tempat yang kita suka dan paling aman aja tanpa berpikir ada tempat yang jauh lebih aman di luar sana.
Setelah gue analisa-analisa, keberadaan kita di zona nyaman ini diakibatkan kita merasa sangat stabil berada disana. Ada gravitasi tertentu yang menahan kita disana. Terlepas itu gravitasi yang baik atau malah ujung-ujungnya jadi black hole buat diri sendiri. Tapi kondisi itu membuat kita pada akhirnya "nyaman".
Mari kita sebut sesuatu yang menstabilkan kita itu sebagai "stabilitator". Stabilitator bisa jadi apa aja. Orang, benda, kegiatan, dan hal-hal absurd lainnya sejak teori ini jadi. Mari kita ambil contoh orang dan....cinta.
Proses ke-tidak-bisa-move-on-an yang tanpa usaha bisa dimasukan ke teori stabilitator. Kenapa? Karena orang yang tidak bisa membuat kita move-on sesungguhnya bisa dikategorikan sebagai stabilitator kita. Kehilangan dia (contoh) merupakan kondisi paling stabil buat kita, melalui proses pembiasaan tentunya. Kita jadi terbiasa jauh secara fisik dengan orang tersebut, tapi orang tersebut dekat di hati kita. Nah, jika suatu hari kondisi kita berubah 180 derajat, terus kita jadi bisa lebih deket lagi sama orang itu, dan yang terjadi malah kita malah takut terlalu bahagia atau ga bisa lepas bebas berkarya, hati - hati berarti mungkin dia adalah stabilitator kita. Tempat paling nyaman buat kita tinggal kalau udah begitu ya......kayak yang kita alamin sekarang. Tidak terlalu jauh atau tidak sampai dekat juga.
Somehow, teori stabilitator ini baik sih. Dari beberapa orang yang gue racunin teori ngaco ini akhirnya jadi sadar kalau mereka ternyata punya stabilitator, bukan penghambat. Rasa bersyukur, mau terus lebih baik karena stabilitatornya duluan lebih ngerasa happy tanpa kehadiran dia, (karena kebanyakan yang diracunin kasus move-on-move-on-an), kepekaan sosial meningkat (karena obat ketika tidak bisa menyembuhkan diri sendiri adalah menyembuhkan orang lain dulu), jadi lebih rajin belajar, itu semua diakibatkan karena adanya rasa stabil dalam dirinya.
Gue dan pengamat-pengamat teori ini mikir " Seandainya gue melakukan sebuah tindakan sampai kita (baca : dia dan orang yang tidak bisa di-move-on-in) lebih ada jarak lagi mungkin gue bakal sedih-sedih lagi dan harus recovery lagi, lama lagi waktu yang terbuang bukan buat belajar intinya mah. Seandainya gue melakukan sebuah tindakan yang membuat kita jadi tambah deket, mungkin gue juga jadi ga ada waktu buat orang-orang di sekitar gue karena gue terlalu asik sama dia yang selama ini perasaannya gue pendem ".
Somehow stabilitator ini juga negatif sih. Akhirnya kita tahu bahwa kehidupan kita yang sekarang berada di kondisi paling stabil dan....yauda this is the most safety place in the world. Zona aman dan zona nyaman jadinya.
Somehow teori ini juga butut sih. Ya namanya juga teori ngaco.
" menunggu akhirnya terlalu nyaman buat lu bro " @yeahmahasiswa
2. Teori Kebenaran Pria
Ini sebenarnya bukan gue yang bikin. Gue lupa siapa yang pernah bilang ini sama gue. Tapi buat siapapun yang pernah bilang ini terimakasih. Karena ada teori ngaco lain yang akhirnya bisa di-post.
Teorinya adalah : Cowo itu cuma ada 3. Kalau ga suka otomotif, suka olahraga, kalau ga suka musik.
3.Balada Indomie - @sepuuut
" Makan Indomie itu dilematis lu teh "
" Kenapa put? "
" Iya, kalau makan satu kurang. Makan dua kebanyakan "
" Dilematis sekali "
4. Teori Jadi Cantik
Sejelek - jeleknya orang jelek. Pasti jadi cantik kalau lagi jatuh cinta.
Ga percaya, coba amatin temen yang baru jadian
5. Teori Keadilan
Ceritanya salahsatu temen gue mengalami sebuah kondisi dimana cewe ini suka banget sama seorang cowo, tapi cowonya ga suka. Di sisi lain, cewe ini di sukain sama cowo lain, tapi cewe ini ga suka. Gue sama si cewe ini suka cerita-cerita yang suatu hari berujung pada pertanyaan " Kenapa ya orang yang kita suka ga bisa suka juga sama kita? "
Pertanyaan itu beberapa hari kemudian membuat gue sampai pada sebuah pemikiran " Kalau semua orang boleh jadian (baca : pacaran, perasaannya berbalas) sama orang yang dia suka wah kacau juga. Kalau misalnya gue ngalamin hal yang sama kayak temen gue, lah berarti gue juga mestinya suka sama orang yang suka sama gue dong? Terus gimana caranya gue bisa sama orang yang gue suka? "
Nah loh nah loh anak orang ditangisin.... *oke absurd*
Mungkin kondisi tidak berbalasnya perasaan si temen gue ini sama cowo yang di suka adalah, lagi-lagi, kondisi paling stabil dan adil yang Tuhan bikin. Gimana ga? Pada kenyataannya kan manusia adalah makhluk yang sebenernya buat masalah sendiri. Gampangnya, gampangnya nih, kalau kita mau ga banyak "usaha" kan kita tinggal membalas perasaan orang yang suka sama kita. Toh pada dasarnya semua orang baik kan? Apalagi dia udah sayang sama kita, dua-duanya tinggal menjaga niat baik keduanya. Tapi kita pasti nganggep orang yang kita sayang, yang paling baik se-dunia. Iya ga?
Kalau udah begini Allah lagi-lagi emang paling baik. Allah ngasih jalan ga sama dua-duanya deh untuk saat ini, atau mungkin sampai nanti-nanti (maaf kalau statement ini akhirnya mematahkan hati banyak pihak). Allah Maha Adil ya :")
6. Teori Jodoh - @marshaquila
" Jodoh kita itu biasanya yang paling mirip sama bokap (baca : ayah) kita "
7. Teori Friendzone
" (bla bla bla) "
" Itu bukan friendzone. Itu friends with benefit "
" Hah? Apa bedanya? "
" Kalau friendzone itu temenan, terus yang satu suka tapi yang satu lagi ga. Kalau friends with benefit, itu dua-duanya juga gatau perasaannya apa, tapi sering menjadikan temennya kayak pacarnya dan dua-duanya oke oke aja. Kalau no string attached, dua-duanya belum tentu temenan deket tapi punya hubungan yang kayak orang pacaran tapi ga ada status pacaran ataupun status status yang mengikat "
" Teori dari mana sih itu -_- "