Sabtu, 29 Desember 2012

Teori - Teori Ngaco


1. Teori Stabilitator

    Comfort zone bukan selalu bisa diartikan sebagai zona aman, tapi literally sebagai " zona nyaman ". Entah gue nya yang asalnya udah ngaco dengan mengartikan comfort zone as zona aman, tapi sepengamatan gue, orang sering banget memaknai comfort zone sebagai zona dimana tidak akan ada efek-efek buruk atau membahayakan  nyawa hidup jiwa dan raga kalau keluar atau masuk ke zona tersebut. Nah kalau zona nyaman?
    Entah kenapa menurut gue zona nyaman lebih parah lagi. Gue dan para pengikut teori stabilitator akhirnya sadar bahwa zona nyaman bahkan "tidak melakukan pergerakan apa-apa". Kalau zona aman ada usaha untuk mencari tempat yang lebih aman dari sebelumnya, tapi kalau zona nyaman lebih dimaknai sebagai masa-masa stay di tempat yang kita suka dan paling aman aja tanpa berpikir ada tempat yang jauh lebih aman di luar sana.
    Setelah gue analisa-analisa, keberadaan kita di zona nyaman ini diakibatkan kita merasa sangat stabil berada disana. Ada gravitasi tertentu yang menahan kita disana. Terlepas itu gravitasi yang baik atau malah ujung-ujungnya jadi black hole buat diri sendiri. Tapi kondisi itu membuat kita pada akhirnya "nyaman".
    Mari kita sebut sesuatu yang menstabilkan kita itu sebagai "stabilitator". Stabilitator bisa jadi apa aja. Orang, benda, kegiatan, dan hal-hal absurd lainnya sejak teori ini jadi. Mari kita ambil contoh orang dan....cinta.

    Proses ke-tidak-bisa-move-on-an yang tanpa usaha bisa dimasukan ke teori stabilitator. Kenapa? Karena orang yang tidak bisa membuat kita move-on sesungguhnya bisa dikategorikan sebagai stabilitator kita. Kehilangan dia (contoh) merupakan kondisi paling stabil buat kita, melalui proses pembiasaan tentunya. Kita jadi terbiasa jauh secara fisik dengan orang tersebut, tapi orang tersebut dekat di hati kita. Nah, jika suatu hari kondisi kita berubah 180 derajat, terus kita jadi bisa lebih deket lagi sama orang itu, dan yang terjadi malah kita malah takut terlalu bahagia atau ga bisa lepas bebas berkarya, hati - hati berarti mungkin dia adalah stabilitator kita. Tempat paling nyaman buat kita tinggal kalau udah begitu ya......kayak yang kita alamin sekarang. Tidak terlalu jauh atau tidak sampai dekat juga. 

    Somehow, teori stabilitator ini baik sih. Dari beberapa orang yang gue racunin teori ngaco ini akhirnya jadi sadar kalau mereka ternyata punya stabilitator, bukan penghambat. Rasa bersyukur, mau terus lebih baik karena stabilitatornya duluan lebih ngerasa happy tanpa kehadiran dia, (karena kebanyakan yang diracunin kasus move-on-move-on-an), kepekaan sosial meningkat (karena obat ketika tidak bisa menyembuhkan diri sendiri adalah menyembuhkan orang lain dulu), jadi lebih rajin belajar, itu semua diakibatkan karena adanya rasa stabil dalam dirinya.
     Gue dan pengamat-pengamat teori ini mikir " Seandainya gue melakukan sebuah tindakan sampai kita (baca : dia dan orang yang tidak bisa di-move-on-in) lebih ada jarak lagi mungkin gue bakal sedih-sedih lagi dan harus recovery lagi, lama lagi waktu yang terbuang bukan buat belajar intinya mah. Seandainya gue melakukan sebuah tindakan yang membuat kita jadi tambah deket, mungkin gue juga jadi ga ada waktu buat orang-orang di sekitar gue karena gue terlalu asik sama dia yang selama ini perasaannya gue pendem ".
     Somehow stabilitator ini juga negatif sih. Akhirnya kita tahu bahwa kehidupan kita yang sekarang berada di kondisi paling stabil dan....yauda this is the most safety place in the world. Zona aman dan zona nyaman jadinya.

     Somehow teori ini juga butut sih. Ya namanya juga teori ngaco.

" menunggu akhirnya terlalu nyaman buat lu bro " @yeahmahasiswa 


2. Teori Kebenaran Pria

    Ini sebenarnya bukan gue yang bikin. Gue lupa siapa yang pernah bilang ini sama gue. Tapi buat siapapun yang pernah bilang ini terimakasih. Karena ada teori ngaco lain yang akhirnya bisa di-post.

Teorinya adalah : Cowo itu cuma ada 3. Kalau ga suka otomotif, suka olahraga, kalau ga suka musik.

3.Balada Indomie - @sepuuut

" Makan Indomie itu dilematis lu teh "
" Kenapa put? "
" Iya, kalau makan satu kurang. Makan dua kebanyakan "
" Dilematis sekali "

4. Teori Jadi Cantik

Sejelek - jeleknya orang jelek. Pasti jadi cantik kalau lagi jatuh cinta.
Ga percaya, coba amatin temen yang baru jadian

5. Teori Keadilan

    Ceritanya salahsatu temen gue mengalami sebuah kondisi dimana cewe ini suka banget sama seorang cowo, tapi cowonya ga suka. Di sisi lain, cewe ini di sukain sama cowo lain, tapi cewe ini ga suka. Gue sama si cewe ini suka cerita-cerita yang suatu hari berujung pada pertanyaan " Kenapa ya orang yang kita suka ga bisa suka juga sama kita? "
     Pertanyaan itu beberapa hari kemudian membuat gue sampai pada sebuah pemikiran " Kalau semua orang boleh jadian (baca : pacaran, perasaannya berbalas) sama orang yang dia suka wah kacau juga. Kalau misalnya gue ngalamin hal yang sama kayak temen gue, lah berarti gue juga mestinya suka sama orang yang suka sama gue dong? Terus gimana caranya gue bisa sama orang yang gue suka? "

Nah loh nah loh anak orang ditangisin.... *oke absurd*

    Mungkin kondisi tidak berbalasnya perasaan si temen gue ini sama cowo yang di suka adalah, lagi-lagi, kondisi paling stabil dan adil yang Tuhan bikin. Gimana ga? Pada kenyataannya kan manusia adalah makhluk yang sebenernya buat masalah sendiri. Gampangnya, gampangnya nih, kalau kita mau ga banyak "usaha" kan kita tinggal membalas perasaan orang yang suka sama kita. Toh pada dasarnya semua orang baik kan? Apalagi dia udah sayang sama kita, dua-duanya tinggal menjaga niat baik keduanya. Tapi kita pasti nganggep orang yang kita sayang, yang paling baik se-dunia. Iya ga?
     Kalau udah begini Allah lagi-lagi emang paling baik. Allah ngasih jalan ga sama dua-duanya deh untuk saat ini, atau mungkin sampai nanti-nanti (maaf kalau statement ini akhirnya mematahkan hati banyak pihak).  Allah Maha Adil ya :")

6. Teori Jodoh - @marshaquila

" Jodoh kita itu biasanya yang paling mirip sama bokap (baca : ayah)  kita "

7. Teori Friendzone

" (bla bla bla) " 
" Itu bukan friendzone. Itu friends with benefit "
" Hah? Apa bedanya? "
" Kalau friendzone itu temenan, terus yang satu suka tapi yang satu lagi ga. Kalau friends with benefit, itu dua-duanya juga gatau perasaannya apa, tapi sering menjadikan temennya kayak pacarnya dan dua-duanya oke oke aja. Kalau no string attached, dua-duanya belum tentu temenan deket tapi punya hubungan yang kayak orang pacaran tapi ga ada status pacaran ataupun status status yang mengikat "
" Teori dari mana sih itu -_- "


Kamis, 20 Desember 2012

Morning - Message

This kind of sweet things that happen in my dorm, Griya Enha 2 Kutek Depok, whenever it is. Miracle does exist!

" Happy Mid Term Test yaa Lunaaa! Give Your Very Best! " - Fatima Medina Septiyanti, Ilmu Komunikasi - Humas 2011 (minggu UTS semester 3)


" Halo Luna cayang. Selamat UTS yah. Semoga lancar dan dapat nilai bagus. Abis itu kita ngedanus sama jalan-jalan. *muah* *muah " - Andi Nurshella, Ilmu Komunikasi - Humas 2011, staff danus HMIK 2012 (minggu UTS semester 3)


" Morning Sleepyhead "

" SELAMAT MENYAMBUT LIBURAN LUthviaNA *firework* *blowhorn* | because saying 'SELAMAT UAS LUNA' is too mainstream "

" Everything that happens now and then is a yell from God to you to Keep Moving Forward. 'LIFE GOES ON" and that's not just a tagline!

You're still 19! :) there's more GREATNESS out there waiting 4 u to take them GO GET THEM, DEAR WEDDING PLANNER - SOON - SHOULD - BE :D

I'm here, we are here! Just so you know :) XOXO - @sepuuut

P.S : too sweet? Well, time will add sour and bitter to balance the taste of your life LOL "

- Sefiana Putri, Ilmu Komunikasi - Jurnalisme 2011, calon editor majalah fashion terkenal, Dec 20th 2012







Senin, 17 Desember 2012

KTF UI " RADHA SARISHA "



KOMUNITAS TARI FISIP “ RADHA SARISHA “
UNIVERSITAS INDONESIA

                With You, We Dance! Jargon miliki Komunitas Tari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia (KTF UI) ini selalu dapat membangkitkan semangat berkreasi di bidang seni tari pada siapa saja yang membacanya. Bagaimana tidak, kompetensi kelihaian dalam menari bukanlah hal yang utama untuk bergabung ke dalamnya. Tetapi semangat untuk belajar dan mengekspresikan diri merupakan hal yang KTF usung.
                Dibentuk pertama kali di bulan Juli 2008, dengan pendiri awal Anneke Puspa Calliandra atau yang biasa disapa ka Neke, KTF hadir sebagai wadah penyalur bakat dan pelestarian budaya, khususnya pada seni tari, musik, dan seni pertunjukan, bagi para mahasiswa FISIP UI, baik dari jalur S1 maupun ekstensi.
                Komunitas yang diberi nama Radha Sarisha ini sendiri terbagi kedalam tiga jenis kegiatan utama yaitu seni tari tradisional, seni musik tradisional, dan yang sedang gencar diaktifkan kembali adalah seni tari modern (modern dance). Keberagaman komunitas ini diwujudkan sebagai bentuk kontribusi nyata KTF dalam menampilkan suatu pertunjukan seni yang lengkap dari segi tari dan permainan alat musiknya serta tarian dari berbagai segmen waktu yaitu tradisional dan modern.
                Komunitas ini juga membuka lebar kesempatan bagi para anggotanya untuk mempelajari ketiga kegiatan tersebut tanpa terkecuali. Tidak heran, setiap anggota KTF hadir sebagai seorang seniman yang memiliki banyak kompetensi dalam seni pertunjukan. Seorang penari tradisional di KTF, juga memungkinkan dapat menari tari modern dan mengenal alat musik pengiring tariannya. KTF menekankan kesempatan ini pada dua kunci utama, yaitu displin dan dapat membagi waktu.
                Dengan pelatih Jamilah Siregar atau yang biasa dipanggil Ka Mila, kegiatan latihan tari tradisional berlangsung setiap hari Jumat jam 11.00 hingga jam 13.00 untuk anggota perempuan dan jam 14.00 hingga jam 15.30 untuk anggota laki – laki. Sedangkan untuk latihan tari modern dilakukan setiap Rabu atau Kamis malam, yaitu sekitar pukul 19.00 hingga 20.00. Untuk kegiatan musik tradisional, sejauh ini selalu dilakukan terlebih jika ada acara – acara tertentu yang akan diikuti KTF.
                Menggunakan ruangan – ruangan berkapasitas besar di kampus FISIP seperti Auditorium Gedung M atau ruangan F202, dipilih komunitas yang saat ini beranggotakan sekitar 80 orang, untuk menjadi ruangan tempat berlatih menari. Pemilihan ruangan ditentukan berdasarkan jenis tarian yang akan dilatihkan (apakah membutuhkan banyak berpindah tempat atau tidak), jumlah penari yang akan berlatih, dan ketersediaan ruangan di FISIP sendiri sehubungan dengan acara internal yang FISIP sendiri miliki sewaktu-waktu. Untuk latihan musik tradisional sendiri, KTF lakukan di ruangan kesekretariatannya di Gedung F ruang 303, Kampus FISIP UI.
                Selain sebagai tempat untuk berlatih alat musik, di tempat ini pula lah tempat inventaris KTF disimpan. Inventarisasi budaya seperti seperangkat set gamelan dan kostum tari milik KTF, ditata dan dirawat dengan baik disini. Dengan ruangan yang terbilang cukup besar pula, tempat ini juga beberapa kali digunakan sebagai tempat latihan KTF bagi pertunjukan - pertunjukan tertentu yang mengharuskan perpaduan kegiatan antara musik tradisional dan tariannya.
                Pertunjukan – pertunjukan ini bersifat internal maupun eksternal. Artinya, bagi acara  internal, KTF sering diminta tampil dalam kegiatan – kegiatan di FISIP UI sendiri baik acara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP ataupun acara himpunan mahasiswa per jurusan di FISIP. Sedangkan untuk acara eksternal, KTF Radha Sarisha sering diminta menjadi salahsatu pengisi acara di sebuah event event ternama dan mengikuti perlombaan tari, yang nanti hasilnya digunakan bagi perkembangan KTF sendiri.
                Sebagai contoh, dalam dua tahun belakangan, BEM FISIP UI membuat sebuah acara bernama Gelar Apresiasi Tari (Gelas Tari). Sebuah acara dari departemen seni budaya BEM FISIP UI yang difokuskan pada seni pertunjukan tari. Dalam kegiatan internal ini, KTF menjadi tutor sebaya pada teman – teman FISIP yang bukan anggota, dalam “ Latihan Sehari Bersama KTF ” selama 3 hari yang masing-masing diisi oleh tari tradisional, tari modern (hip – hop dance) dan tari k-Pop. Di akhir acara, yang berlangsung di Teater Kolam FISIP UI, bersama para penari dari luar FISIP dan perwakilan himpunan mahasiswa, KTF menghadirkan berbagai jenis tarian seperti tarian tradisional lengkap dengan diiringi musik gamelan dari KTF sendiri pula,  hip-hop dance, k-pop dance, dan modern dance. Acara – acara internal seperti ini juga digunakan KTF sebagai sarana awal bagi anggota baru KTF untuk menari di depan umum, agar nantinya para penari tersebut sudah terbiasa saat tampil di acara -  acara eksternal.
                Contoh lain di lingkup eksternal, KTF selalu mengikuti perlombaan seni di tingkat Universitas Indonesia atau yang biasa dikenal dengan UI Festival (di tahun 2012 berganti nama menjadi UI Art War) untuk mewakili FISIP di lomba tari. Setelah di tahun 2011 menjadi juara 6, di tahun 2012 ini akhirnya KTF atas nama FISIP meraih juara 1 dalam perlombaan tersebut. Selain di kampus sendiri, KTF sendiri juga sering menjadi pengisi acara di acara – acara grand launching ataupun penari dalam upacara adat sebuah acara. Dan prestasi KTF paling puncak berada dalam Misi Budaya ke Eropa yang mereka jalani dalam 2 tahun belakangan ini.
                Prestasi – prestasi ini tentu tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Shinta Dewi, atau yang biasa dipanggil Ka Tata, seorang mahasiswa FISIP angkatan 2009 memimpin langkah – langkah pencapaian prestasi KTF Radha Sarisha di tahun 2012 ini. Tidak hanya sendiri, ka Tata juga dibantu teman – teman anggota lainnya dalam struktur organisasi KTF. Orang-orang tersebut diantaranya : Tyas Wardhani ( Manajer) ; Firly Amalia, Rizki Amelia, dan Ayip Lufti (Seksi Tari) ; Risya Primanda (Sie Musik) ; Merija Lovita Kintamani dan Agung Prabowo (Seksi Kostum) ; Tarawina Raiyanasari (Seksi HPD) ; Sisil Riliantya (Seksi Operasional) ; Cessa Putri dan Genelli Eka Putri (Bendahara).

Misi Budaya
                Misi budaya merupakan sebuah kegiatan yang diikuti KTF UI dua tahun belakangan ini. Melalui misi budaya KTF, memperkenalkan keindahan budaya Indonesia melalui seni tari dan musik tradisional Indonesia di mata dunia.
                Di tahun 2012 ini, KTF UI Radha Sarisha kembali mendapat kesempatan untuk mengikuti program misi budaya “Du Sud Festivals Summer 2012 French – Spain – Belgium “, yang didukung oleh International Organization of Folk Art (IOV) Indonesia. Kesempatan ini merupakan kesempatan kedua setelah KTF Radha Sarisha juga dipercaya untuk mengikuti program misi budaya “Du Sud Festivals Summer 2011 France – Spain”  di tahun sebelumnya.
                Seperti namanya, di tahun 2012 ini festival kebudayaan tersebut berlangsung di negara Prancis, Spanyol, dan Belgia. Festival yang dimulai sejak tanggal 9 Agustus 2012 – 15 September 2012 ini diselenggaran di kota Castres, La Fage Saint Julien, Vic, Namur, Haguenau, dan Vila Real.
                Bersama 33 orang anggotanya dan dibawah koreografer ka Mila, KTF menampilkan 12 tarian dan musik tradisional yang diantaranya adalah :
·         Kembeng Malate (Madura, Jawa Timur)
·         Kancet Gantar (Dayak, Kalimantan Timur)
·         Renggong Manis (Betawi, DKI Jakarta)
·         Rondang Bulan (Mandailing, Sumatera Utara)
·         Gaba-Gaba (Maluku)
·         Marsitamitami (Toba, Sumatera Utara)
·         Seudati & Saman (Nanggroe Aceh Darussalam)
·         Mpok Ngigel (Betawi, DKI Jakarta)
·         Tifa (Nusa Tenggara Timur)
·         Lenggang Nyai (Betawi, DKI Jakarta)
·         Selayang Pandang (Melayu Deli, Sumatera Utara)
·         Saman (Nangroe Aceh Darrusalam)

        Selain beberapa tarian tradisional, KTF UI juga menampilkan dan menyanyikan musik daerah yang beragam, mulai dari seni Betawi yaitu Ondel-Ondel, Nusa Tenggara Timur yaitu Tutu Koda, Melayu yaitu Selayang Pandang, hingga musik perkusi yang dimainkan dengan alat musik tradisional khas Indonesia seperti dol, tifa, hajir, jimbe, dan rebana.
                Ketua Kontingen Misi Budaya KTF 2012, Anissa Pramudita, menyatakan kebahagiannya dapat memperlihatkan keindahan dan keberagaman kebudayaan yang Indonesia miliki di festival bergengsi tersebut.
                “Kami semakin mencintai budaya Indonesia karena kami sangat diapresiasi di festival tersebut. Mereka berkali-kali meminta kami menampilkan tari Saman, Betawi dan tarian lainnya, dan kami seringkali menjadi penampil penutup di berbagai festival. Kami mendapat kesempatan juga untuk mengenal kebudayaan negara lain, berteman dengan orang dari banyak negara, seperti Mexico, Guam, Chili, Kenya, dan lain-lain,” jelas Anissa.  
                Ketua KTF Radha Sarisha 2012, Shinta Dewi, yang juga turut berpartisipasi dalam perjalanan misi budaya ini menuturkan segenap harapannya akan keberhasilan penampilan mereka  “ Semoga bisa berjalan sukses, mendapat dukungan dari UI dan FISIP, berjalan lancar hingga kembali ke Indonesia.”
                Sebelum keberangkatan tim misi budaya ke Eropa di tahun 2012, KTF juga mengadakan acara Gelar Pamit KTF UI Radha Sarisha  yang bertema “Mataya Mirsa Buana” atau yang berarti menari melihat dunia. Acara pagelaran tari pelepasan ini diadakan pada tanggal 19 Juli 2012, pukul 19.00 WIB, bertempat di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM).

Sabtu, 15 Desember 2012

sweet


Hal yang paling manis adalah ketika menyaksikan dua orang yang memutuskan untuk tidak bertemu tetapi selalu dipertemukan Tuhan dengan cara-Nya


Hal yang paling manis adalah ketika menyaksikan seseorang tumbuh dan hadir dalam hidupmu. Lalu sadar kamu bahagia dia selalu hadir disana. Dan mengharu biru karena dia menjadi dewasa dan tua setiap harinya.


Hal yang paling manis adalah ketika menyaksikan momen sepersekian detik, ketika senyum terkejut terpancar dari kedua orang yang matanya bertaut sesaat. Lalu berdeguplah jantung dengan ketukan yang lebih cepat dari hentakan kaki di barisan


Rabu, 05 Desember 2012

Rindu

Aku rindu dalam pelukmu
Lelap tertidur dalam dekapanmu
Saat kalbu terenyuh oleh sebuah usapan lembut di punggung
Aku kemudian menangis 
Takut ini hanya sementara
Bahkan tak menyangka ini ilusi semata
Kenyataan bahwa kita tak lagi sama
Memilih untuk berpisah di antara lintang merah
Memilih untuk nelangsa di tengah kehausan akan hangat
Aku teriak ingin kembali di bawah matahari
Yang kemudian dijawab hening
" Kembali dari apa? "
Lupa bahwa kita telah terseok di atas pendar oranye
Biar susah asal bersama kata kita
Yang kemudian kita tiup sendiri agar saru dengan angin
Membuat kita jatuh terjun payung tanpa arah
Pantaslah kita tidak punya tempat kembali, kasih

***

Aku rindu dalam pelukmu
Rindu yang sebenarnya tak pernah habis
Aku ingin kembali
Pada sesuatu yang belum kau gariskan tegas
Aku dikata sudah melangkah
Pada borgol besi seberat luka

Selasa, 18 September 2012

If tomorrow never comes

Percaya ga percaya, manusia itu jarang memaknai arti hidupnya. Iya, berapa kali sih kita bertanya " untuk apa aku hidup? " "aku hidup punya tujuan apa? Punya strategi apa? ". Hidup sering diartikan sebagai sebuah perjalanan apa adanya. Ditugaskan Tuhan untuk bangun dari tempat tidur di pagi hari setelah tahu kita masih bernafas. Apa hidup hanya untuk sekedar itu?
Pencapaian tujuan sering menjadi penilaian kualitas hidup. Kenikmatan menjalani hari di dunia yang tanpa sadar menjadi tujuan tersebut. Tapi apa definisi dari "menikmati hidup" sebenarnya? Manusia malah lebih sering menjadi "take it for granted" sambil diiringi lagu "Esok kan masih ada".
Tapi, pernah memahami, how if tomorrow never comes?

Ini bukan tentang ambisiusitas atau terburu-buru lalu kemudian gegabah. Ini bercerita tentang kenaifan manusia yang berharap hidup akan selamanya, menunggu akhir bahagia, dan mati dalam senyum karena telah tenang aman damai dan sentosa menjalani hidup. Bukannya tidak bersyukur tapi pernahkah bersyukur dengan cara yang lain?

Gimana sih kalau besok tidak pernah ada? Dan kita terlalu terlena di dunia. Menghindari masalah dan menyerahkannya kepada Tuhan tanpa usaha. Bagaimana jika besok tidak pernah ada dan sepasang kekasih yang senang bertengkar belum mengucap bahwa sesungguhnya mereka saling cinta apapun bentakan yang ada? Bagaimana jika besok tidak pernah ada dan seorang sahabat belum pernah mengaku bahwa hubungan dengan sahabat lawan jenisnya lebih dari itu? Bagaimana jika besok tidak pernah ada dan kita telah meninggal tanpa seucap kata maaf? Bagaimana jika besok tidak ada dan seorang anak belum berterimakasih kepada orangtuanya?


Kamis, 19 Juli 2012

Coming Back Home


" Home is a place where you feel more comfortable. Home is a place where you can be and find your self" 
-dikutip dari sebuah travelogue by Windy Ariestanty-

   
    Dua bulan terakhir ini saya sedang berusaha memaknai konsep Rumah. Rumah yang saya maksud bukan hanya yang berupa bangunan seperti yang familiar oleh orang untuk pahami dan mudah diingat. Tapi makna yang lebih mendalam lagi.

    Mungkin kalian yang membaca ini sudah sering membaca tulisan serupa. Tulisan yang berbicara mengenai proses pemaknaan suatu perjalanan hidup yang lebih mendalam dan sangat menyentuh. Tapi saya bukan penulis yang baik. Entah apa yang membuat saya saat ini tiba-tiba ingin menulis kembali, mungkin jawabannya ya hanya satu...hasrat kembali pulang ke rumah.

    Meskipun di awal saya menyebutkan saya memulainya dua bulan terakhir ini, tetapi sebenarnya ini sudah dimulai sejak 3 tahun yang lalu. Sejak saya pindah ke sebuah rumah dan "menemukan kembali rumah". Untuk hal yang pertama, cerita ini bermula ketika akhirnya kami memutuskan untuk pindah rumah ke daerah yang dianggap lingkungannya lebih nyaman oleh orangtua. Saya menolak habis-habisan dengan alasan kenapa pindah ke tempat yang lingkungannya lebih sepi & terkesan individualis tersebut? Padahal di tempat saya tinggal pada waktu itu suasana hangat yang sudah terbangun 13 tahun bersama tetangga dan teman-teman sekolah yang mayoritas tinggal di perumahan itu juga. Meskipun ancaman untuk tetap tinggal disana meskipun orangtua pindah sudah diluncurkan, tetapi akhirnya saya pindah juga. 3 hari kemudian dengan nada yang sudah lebih pasrah dan ikhlas akan bertanya mengenai kepindahan rumah, akhirnya ibu saya menjawab " Rumah itu bukan masalah bangunannya, Luna. Asal kita bareng-bareng sama keluarganya ya itu namanya Rumah " dengan logat Sundanya yang khas. Untuk saya yang seorang keras kepala dan tidak mau kalah, itu salahsatu momen dalam hidup saya dimana saya terdiam. 

     Di satu sisi, pada saat itu saya merasa senang karena entah kenapa saya merasa dewasa. Diberi serangkaian kata yang tampak seperti kalimat-kalimat di novel yang jarang sekali saya dan orangtua lakukan karena dinilai picisan. Tapi di sisi lain, saya ingin menangis. Saya sadar bahwa di keluarga ini bukan hanya saya yang sedih atas kepindahan tersebut. Setiap orang di keluarga kami yang terdiri dari saya, ayah, ibu, seorang adik, bibi, kakek, dan bahkan kucing-kucing peliharaan juga pasti sedih dan sulit menerimanya. Hanya saja, saya yang lagi-lagi tidak mau kalah. Bukan dari siapa-siapa, tapi dari keinginan saya sendiri. Mengingat alasan kenyamanan lingkungan yang diusung sebagai alasan pindah saat itu menjadikan pindah rumah sebagai "kebutuhan".