Sebenernya tema post ini
udah lama banget gue simpen, tapi karena suatu hal akhirnya mungkin baru
sekarang bisa gue post.
Ini
sebenernya masalah yang simple. Ada satu hal yang ga begitu gue suka di dunia
ini, yaitu...strawberry. Iya,
strawberry. Kalo ditanya kenapa hmm kenapa ya. Strawberry itu asem nya
“sesuatu” terus identik sama cewe. Terus strawberry yang dingin, kalo digigit
itu suka bikin gigi ngilu. Jadi gue begitu suka sama strawberry. Oke, absurd.
Di sisi
lain, menurut gue, coklat itu enak. Cuma karena dulu gue keseringan makan coklat
(utuh & batangan gitu) entah kenapa dewasa ini gue ga begitu suka makan
coklat, kayak udah blenek gimana gitu. Ya kecuali kalo dicampur sama
bahan makanan lain, sih.
Nah
suatu hari gue menemukan “teknologi” makan strawberry pake coklat. Jadi tuh ada
strawberry yang ditusuk-tusuk jadi berbentuk sate terus dibalut coklat yang ada
dari chocolate fountain. Gue awalnya bingung, gimana caranya nanti biar
coklatnya ga jatoh-jatoh, eh ternyata sebelumnya dibekuin sebentar di dalam
lemari es. Ooooh... *maaf saya oon*
Tapi
masalah yang sesungguhnya adalah...gimana rasanya makan strawberry pake
coklat??? Setelah gue coba ternyata rasanya WOW! ENAK! Rasanya itu sangat tidak
berdosa. Karena lu makan sesuatu yang bikin gendut tapi ada unsur sehat.
Rasanya itu ga bosen. Karena ada unsur seger dari buah tapi ga bikin lebay
karena ditahan coklat. Karena satu kesatuan itu saling menetralkan.
Terus
tiba-tiba gue inget sesuatu. Mungkin analogi begini yang harus orang-orang
sadar tentang rasa sayang, cinta, dan hubungan yang terjalin. Kita sering ga
bersyukur karena pasangan kita begini pasangan kita begitu. Padahal kita juga
belum tentu lebih baik. Ada kata “kita” pasti sebenernya tujuannya buat melengkapi satu sama lain. Buat menghadirkan
suatu kelengkapan dan kesempurnaan di bagian yang perlu diisi memang oleh orang
lain, karena kita juga manusia yang punya keterbatasan. Begitu juga dengan kita
yang mungkin sering mementingkan ego untuk memberikan bagian dalam hidup kita
dalam sesorang ataupun mengisi sendiri bagian-bagian yang kosong.
Jelas,
kebersamaan itu lebih baik. Kalo kata Mba Kiki, dosen pengantar ilmu komunikasi
gue, “i think two is better than one” .
Because good relationship will bring you to the happiness. Nah ada lagi, kalo
yang waktu itu gue liat di twitter (yang intinya adalah) “find the happiness.
If you don’t get it, fake it until you know what the happiness is and get the
real one”. Maybe, “strawberry” lu emang
buka the freshest one. Atau juga “your chocolate” mungkin emang bukan yang
paling manis. Tapi terus menemukan adalah “tusuk sate” yang paling bagus bisa
jadi. Banyak hal-hal yang bener-bener
belum kita sadari. Bagi yang belum menemukan, tetap mencari, kawan! Your
chocolate or your strawberry is out there!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar